Hari Ini Google Peringati Hari Helahiran Rosalind Franklin ke 93

Hari Ini Google Peringati Hari Helahiran Rosalind Franklin ke 93

Mulai 12 Desember 2017, Indovision berubah menjadi MNC Vision. Baca lebih lanjut....

Hari Ini Google Peringati Hari Helahiran Rosalind Franklin ke 93
Google peringati kelahiran Rosalind Franklin,
foto Google.com

Indovision TV | Berita Bulukumba, Hari ini Orat-oret Google merayakan ulang tahun ke-93 Rosalind Franklin, seorang wanita bersejarah dan penuh perjuangan dalam proses penemuan struktur DNA.

Bahkan hingga detik-detik akhir hayatnya masih berjuang melakukan penelitian tentang struktur DNA.
Dalam sejarah, memang yang tercatat menemukan struktur DNA adalah James D. Watson dan Francis Crick. Keduanya mendapatkan Nobel Prize dalam Physiology or Medicice.

Penemuan DNA bisa diibaratkan dengan perlombaan antar peneliti sebelum tahu 1962. Tak terkecuali bagi Rosalind Franklin yang mempunya andil dalam penemuan struktur DNA.
Rosalind Elsie Franklin, begitu nama panjangnya, ia lahir di Notting Hill, London.

Sejak kecil, Franklin bersekolah di sekolah khusus wanita yang mengajarkan tentang fisika dan kimia. Sang ayah pun mendukung Franklin agar mengenyam pendidikan yang tinggi.

Pada berumur 15 tahun, Franklin memutuskan bahwa dia akan menjadi scientist. Pada tahun 1938 Franklin terdaftar menjadi mahasiswa Newnham College, Chambridge dan lulus pada tahun 1941. Kemudian Franklin mendapatkan graduate fellowship selama setahun.

Tetapi pada tahun 1942 dia memutuskan menjadiresearch assistant officer di British Coal Utilisation Research Assosiation (BCURA). Di sana akhirnya dia belajar tentang karbon dan graphite microstructures sebagai thesis doctoral yang mengambil tema tentang kimia fisika. Dan pada tahun 1945 akhirnya dia menyelesaikan studinya dari Chambridge University. Setelah lulus, selama 3 tahun Franklin mempelajari teknik difraksi X-Ray di  Laboratoire Central des Services Chimiques de L’Etat, Paris. Pada tahun 1951, Franklin kembali ke Inggris dan menjadi research associate di John Randall’s lab, King’s College, London.

Ketika Franklin bekerja di King’s College inilah eksperimen DNA dimulai, meskipun sebelumnya Franklin hanya fokus di bidang X-Ray pada protein dan lemak.

Awalnya sebelum Franklin datang ke King’s College, sudah ada Maurice Wilkins dan Raymond Gosling yang mengerjakan proyek DNA tersebut. Akan tetapi, tanpa sepengetahuan Wilkins, Randall meminta Franklin untuk membimbing Gosling dalam menyelesaikan thesis doktoralnya tentang difraksi DNA. Berawal dari situlah, hubungan antara Franklin dan Wilkins menjadi tidak baik dan sering terjadi kesalahpahaman.

Pada saat itu ditemukan bahwa pada 2 bentukan DNA, yaitu pada saat basah serat DNA akan menjadi panjang dan tipis. Sedangkan pada saat kering serat DNA akan berbentuk pendek dan berisi. Dua macam data DNA tersebut diistilahkan sebagai DNA ‘A’ dan ‘B’. Sehingga Franklin dan Wilkins membagi pekerjaan tersebut, Franklin memilih data DNA ‘A’ sedangkan Wilkins adalah DNA ‘B’. Kemudian pada akhirnya Franklin dan Gosling berhasil mendapatkan data gambar hasil difraksi X-Ray DNA ‘A’ tersebut. Hingga seorang ilmuwan J. D. Bernal berpendapat bahwa, “The most beautiful X-ray photographs of any substance ever taken.” Dan foto ini terkenal dengan nama “Photo 51”.

Franklin berhasil mengambil gambar difraksi  struktur DNA dengan menggunakan X-Ray, dan gambar tersebut belum dipublikasikan.  Pada akhir tahun 1951, dilaporkan bahwa DNA ‘B’ berbentuk helix. Akan tetapi Franklin merasa tidak percaya bahwa DNA berbentuk helix. Sementara itu Wilkins merasa yakin bahwa DNA berbentuk helix.

Sehingga pada tahun 1952, Franklin bersama Gosling bekerja dengan menggunakan Patterson function(salah satu penghitungan dalam kristalografi). Cara ini memang membutuhkan usaha keras. Tetapi dengan usaha keras itu, akhirnya dapat membuahkan pencerahan tentang struktur dari molekul tersebut. Dan Franklin pun menyimpulkan bahwa struktur DNA adalah double helix, bukan helix.

Pada tahun 1953, Franklin mulai menulis tiga draft manuskrip tentang double helix DNA. Dua manuskrip tentang DNA ‘A’ telah diajukan pada Acta Crystallographica, sehari sebelum Crick dan Watson dari Chambridge University menyelesaikan modelnya. Dan 1 manuskrip sisanya tentang DNA ‘B’ dipublikasikan oleh koleganya, Aaron Klug di Nature tahun 1953. Sementara itu, Franklin memang harus memberikan informasi pada Charmbridge University terkait kerjasamanya antara Chambridge University dan King’s University. Bentuk kerjasama mereka adalah, Franklin dan Gosling memberi informasi melalui photo 51. Di sisi lain, Pauling dan Corey dari Chambridge University akan mendeskripsikan molekulnya.

Pada suatu hari, Watson dengan membawa proposal Linus Pauling yang salah tentang struktur DNA dan berkunjung ke King’s College. Awalnya Watson ingin menemui Wilkins. Karena Wilkins tidak berada di kantor tersebut, akhirnya Watson bertemu dengan Franklin dan membicarakan tentang kerjasamanya tentang struktur DNA sebelum Linus Pauling menyadari kesalahan pada proposalnya. Franklin menjadi marah apalagi ketika Watson berpendapat bahwa Franklin tidak bisa bekerja sendirian dalam menginterpretasikan datanya. Akhirnya Watson pun mundur dan berbalik pada Wilkins. Mendengar cerita Watson akhirnya Wilkins bersimpati dan tanpa sepengetahuan Franklin, Wilkins menunjukkan data photo 51 yang terkenal tersebut. Sementara itu, Watson pun menunjukkan pada Wilkins tentang manuskrip publikasi  Pauling dan Corey.
Pada tahun 1953, sementara Franklin masih melakukan revisi dalam artikel manuskrip terakhirnya di Nature, ternyata Crick dan Watson mempublikasikan tentang deskripsidouble helix DNA ke Nature. Yang membuat Wilkins dan Franklin kecewa adalah dalam publikasi Crick dan Watson mencantumkan bahwa Franklin dan Wilkins hanya sebagai‘unpublished’ kontribusi.
Sementara pada tahun 1953 itu pula, Franklin akhirnya pindah dari King’s College ke Birkbeck College.

Dan di tempat barunya itu, akhirnya dia menemukan struktur dari Tobacco Mosaic Virus (TMV) bersama kolaborasinya dengan Aaron Klug. Dan pada tahun 1957, Franklin bekerja dalam virus polio.

Selama dalam kunjungan profesional ke Amerika Serikat, Franklin merasa sakit yang segera diketahuinya kanker rahim. Ia terus berkarya sampai 2 tahun berikutnya, melalui 3 operasi dan kemoterapi eksperimental dan remisi 10 bulan. Ia berkarya sampai beberapa minggu sebelum kematiannya pada tahun 1958 pada usia 37.

Sepeninggal Franklin, banyak sekali kontroversi yang beredar di kalangan dunia scientist. Salah satunya adalah bahwa scientist wanita masih tidak diperbolehkan melakukan publikasi ilmiah. Selain isu tersebut, ada isu lain tentang penerimaan nobel prize. Seharusnya dalam kasus ini Franklin pun mendapat nobel prize. Akan tetapi karena Franklin telah meninggal, maka nobel prize tidak berhak diterima oleh Franklin.

Atas publikasi-publikasi yang dilakukan oleh Crick dan Watson tersebut, akhirnya Crick dan Watson mendapatkan Nobel Prize dalam Physiology or Medicice pada tahun 1962.


Selengkapnya silahkan baca di Google Berita
Show comments

Masukan email anda untuk mendapatkan update berita, promosi dan informasi tv berlangganan :